Senin, 30 Maret 2009

enzim proteolitik

ehhhmm..mau posting ttg ilmu2 yg telah diperoleh,,tapi ntar ntar aja lah,,
skrg posting tinpus prak biokim aja dah,,,ahahaaa...

Enzim Bromalin
Didapat dari buah nenas, digunakan untuk mengempukkan daging. Aktifitasnya
dipengaruhi oleh kematangan buah, konsentrasi pemakaian, dan waktu penggunaan. Untuk memperoleh hasil yang maksimum sebaiknya digunakan
buah yang muda. Semakin banyak nenas yang digunakan, semakin cepat
proses bekerjanya.

Enzim Papain
Berupa getah pepaya, disadap dari buahnya yang berumur 2,5~3 bulan. Dapat
digunakan untuk mengepukan daging, bahan penjernih pada industri minuman
bir, industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri pharmasi dan alat-alat
kecantikan (kosmetik) dan lain-lain.
Enzim papain biasa diperdagangkan dalam bentuk serbuk putih kekuningan,
halus, dan kadar airnya 8%. Enzim ini harus disimpan dibawah suhu 60o C.
Pada 1 (satu) buah pepaya dapat dilakukan 5 kali sadapan. Tiap sadapan
menghasilkan + 20 gram getah. Getah dapat diambil setiap 4 hari dengan jalan
menggoreskan buah tersebut dengan pisau.

Jumat, 20 Februari 2009

INBIS, Jalan Universitas Brawijaya (UB) menuju World Class Enterpreneurial University

INBIS perguruan tinggi merupakan suatu lembaga di perguruan tinggi (PT) yang berfungsi menginkubasi potensi bisnis perguruan tinggi dan dunia usaha menuju perguruan tinggi berbasis research university sekaligus enterpreneurial university. INBIS UB diresmikan di Malang pada Juni 2007. Inbis UB merupakan organisasi yang menawarkan berbagai pelayanan pengembangan bisnis dan memberikan akses terhadap ruang/lokasi usaha dengan aturan yang fleksibel. Unit bisnis dan pelayanan masyarakat yang diketuai oleh Dr. Ir. Agus Tjahjono,MS saat ini meliputi bookstore, fitness center, meeting room, TOEIC centre dan poliklinik. Keempat unit usaha tersebut berlokasi di gedung INBIS kecuali poliklinik yang berlokasi di area sekitar gedung FIA UB. Dari fasilitas-fasilitas tersebut, gedung yang berlokasi di Jalan Veteran ini diharapkan dapat memfasilitasi kepentingan internal (perguruan tinggi,red) maupun pihak luar (dunia usaha,red).
Konsep pendirian INBIS perguruan tinggi merupakan alternative penggalangan dana bagi PT sebagai konsekuensi adanya perubahan status menjadi perguruan tinggi otonom dengan mencetak entrepreneur yang dapat menciptakan lapangan kerja. Prinsip dasar pengembangan INBIS di PT adalah mensinergikan aspek bisnis dan akademik, bukan bisnis akademik. Pengembangan suatu badan yang menjalankan fungsi sebagai INBIS perguruan tinggi merupakan commission board yang menjadi tempat inkubasi potensi bisnis perguruan tinggi.
  Berdasarkan Pedoman Umum Pengembangan INBIS, dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu, 1)Tahap Persiapan, pada tahap ini Rektor membentuk panitia ad-hoc penyiapan pengembangan INBIS perguruan tinggi antara lain evaluasi terhadap unit bisnis,perencanaan menyusun model bisnis,dan lokakarya, 2)Tahap Pembentukan, pada tahap ini panitia ad-hoc menyusun pengelola dari setiap fakultas (identifikasi pakar),pelatihan,penyusunan rencana kerja,dan lokakarya, 3)Tahap sosialisasi, pada tahap ini diperkenalkan peran INBIS dalam mengembangkan bisnis perguruan tinggi. Pengembangan INBIS sebagai bagian integral kampus merupakan upaya mempersiapkan perguruan tinggi menuju enterpreneural university melalui pengembangan budaya kewirausahaan. Menurut Aria Fikriyah selaku manager gedung InBis UB, pengelolaan yang ada di INBIS sesuai prosedur yang ada, yaitu sepengetahuan direktur dan bertanggung jawab terhadap rektor.
INBIS terbagi menjadi 3 divisi yaitu 1) UBBED yaitu divisi Edukasi dan entrepreneur yang berkaitan dengan kurikulum, diklat dan jejaring, 2) UBBID yaitu divisi Inkubator yang kegiatannya meliputi mentoring, pembuatan business plan ,3) UBBUD yaitu unit yang merealisasikan ketiga divisi tersebut.Menurut Budi, salah satu tim kreatif UBBED, program yang saat ini berjalan di INBIS adalah UBBED atau pendidikan entrepreneur karena ini merupakan dasar. Kelompok sasaran lembaga ini adalah dunia usaha, pengelola sumberdaya non akademik,civitas academica, dan pengelola unit kerja kegiatan akademik perguruan tinggi. Hal ini juga dikatakan oleh Agus T yang juga pengelola INBIS UB mengatakan bahwa pembangunan INBIS merupakan usaha untuk mencetak entrepreneur dari mahasiswa,alumni,dan dosen, sedangkan dari eksternal (masyarakat,red) terutama pengusaha kecil menengah atau industri dalam upaya memajukan wiraswasta.”Tidak hanya itu saja,diharapkan INBIS dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat luas”.
Sumber keuangan INBIS pada tahap awal adalah dana dari pemerintah dan perguruan tinggi yang bersangkutan, namun dalam jangka pajang sumber dana dapat diperoleh melalui pinjaman maupun keuntungan pengelolaan INBIS sendiri. Aria juga menambahkan bahwa sumber dana INBIS UB berasal dari pusat,tapi untuk selanjutnya akan dikelola sendiri oleh INBIS. Saat ini INBIS UB juga mengadakan kerjasama dengan pihak luar misalnya JBIC (Japan Bank for International Cooperation), UKM, dan telah membentuk 22 jaringan di Indonesia antara lain dengan UNS (Universitas Negeri Surakarta) dan Undip (Universitas Diponegoro) Semarang. 

Didirikannya INBIS UB merupakan upaya untuk mendukung Enterpreneurial University.Inbis memang masih tergolong baru, walaupun demikian upaya yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan juga terus dilakukan antara lain mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang kewirausahaan serta mengadakan pameran pengusaha yang 50% melibatkan mahasiswa program PKM. Menurut Agus, usaha yang dijalankan oleh mahasiswa yang mendapat program PKM tersebut saat ini telah berjalan lancar.
Didalam Inkubator bisnis terdapat unit usaha yang bertujuan membantu bidang financial UB dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. INBIS sebagai incubator bagi potensi-potensi bisnis yang ada di PT seperti hasil-hasil penelitian oleh dosen, mahasiswa, dan atau alumni sebaiknya dapat memfasilitasi pemasaran potensi yang ada sehingga memiliki nilai jual. Inkubasi ini meliputi penyempurnaan potensi bisnis sehingga layak jual, pengembangan inovasi di perguruan tinggi, dan pemasaran hasil riset kepada pengguna. Peranan Inbis UB saat ini memang belum dapat dirasakan sepenuhnya oleh khalayak. Hal ini terlihat dari hanya beroperasinya fasilitas saja yang ada serta pemanfaatan dari kalangan didalam Universitas Brawijaya, misal fitness centre yang hanya digunakan oleh mahasiswa dan karyawan UB. 
Menurut Menteri Kebijakan Publik BEM UB, Anggry Solihin, INBIS yang merupakan tempat berkumpulnya produsen dan konsumen, saat ini belum dapat dirasakan manfaatnya secara riil, namun demikian, harapan kedepan Inbis mampu memberikan pelayanan terhadap kepentingan umum dan kepentingan kampus itu sendiri. 
Disisi lain, ada pula Young Enterpreneur Society (YES) yang diketuai oleh Rizal. YES merupakan perkumpulan mahasiswa yang berkecimpung dibidang wirausaha. Menurut Rizal, peranan INBIS yang bertindak sebagai lembaga perantara sekaligus sarana bagi calon pengusaha untuk mengembangkan usaha. Namun demikian, adanya sarana penunjang seperti ini (INBIS,red) dan entrepreneurial university sangat membantu dan mendukung potensi-potensi wirausahawan muda (mahasiswa) dalam berwirausaha.
Adanya INBIS, sebagai wadah untuk mencetak entrepreneur, diharapkan nantinya mampu mengubah mindset masyarakat, yakni bukan untuk mencari pekerjaan tapi untuk menciptakan lapangan kerja.Oleh karena itu, inkubator bisnis diarahkan dalam mendidik kemandirian mahasiswa pada khususnya dan perguruan tinggi pada umumnya dalam menciptakan sinkronisasi kepentingan akademik dan finansial (wirausaha). Harapan tersebut merupakan salah satu upaya Universitas Brawijaya untuk mewujudkan enterpreneurial university.